Keluarga Sebagai Support Sistem Penyintas Kekerasan
Senin malam alhamdulillah bisa gabung di Zoom dalam rangka Sharing Time bersama Komunitas ODOP ( One Day One Post ) dan Mubadalah membahas 1 tema yang menurut aku emang cocok untuk di bahas. yaitu tentang peran 'keluarga sebagai Support Sistem Penyintas Kekerasan Seksual' bersama kak Muyassarotul Hafidzoh pembahasan ini seru banget.
Kekerasan pada perempuan memang kerap terjadi. bahkan banyak hingga kini pun masih cukup banyak. bahkan sebagian dari kekerasan itu berakhir tanpa penyelesaian yang jelas. tentu ada banyak faktor yang menyebabkan itu terjadi. dan perempuan sebagai korban malah menjadi terintimidasi akan hal itu.
Mengapa Kok sebagai korban bukannya merasa terlindungi tapi malah sebaliknya ? selengkapnya akan aku ceritakan sebuah kisah nyata yang tentu tidak mungkin aku sebutkan indentitasnya. semoga dengan kisah ini ada pelajaran dan hikmah yan bisa kita ambil.
Kisah tentang sebuah Kekerasan
Sebut saja dia si A. semasa kecil A hidup layaknya anak pada umumnya. memang dia bukan seorang anak yang selalu di perhatikan oleh kedua orangtuanya. ada banyak kejadian yang dia simpan sendiri. karena ketidak dekatannya dengan kedua orangtuanya itu.
Saat di bangku sekolah Si A pernah mendapatkan sebuah perlakuan tidak sepatutnya oleh seseorang yang mengaku suka kepadanya. dia di jebak hingga akhirnya tak ada tempat untuk Si A meminta pertolongan. Si A memberontak dan mengancam akan melaporkan yang ia alami kepada kedua orangtuanya. akhirnya pria itu pun tersadar dan meminta maaf dan memohon untuk tidak di laporkan.
Apa yang selanjutnya terjadi ?
Karena berbagai macam perasaan takut yang ada di dalam pikiran si A. dia merasa trauma, terancam, dan rasa takut yang tak berujung. hingga akhirnya dia memendam kejadian tersebut ( pelecehan seksual ) yang telah ia alami sendirian.
Apa penyebab A memiliki rasa Takut yang besar ?
Menurut kalian apa ? shareing di kolom komentar ya. Sebenarnya ada beberapa penyebab yang bisa aku katakan di sini.
- Takut tidak ada yang melindungi ( karena si A tidak dekat dengan orangtuanya )
- Takut di salahkan atas apa yang terjadi.
- Takut kisahnya akan menjadi sebuah aib
- Takut kejadian yang menimpanya malah menjadi bahan omongan oranglain.
- Takut tidak mendapatkan solusi.
Dampak dari kekerasan yang di dapat ?
- Rasa Trauma yang dalam.
- Ada bayangan buruk yang akan ia bawa sampai ia dewasa.
- Akan ada rasa takut dengan kejadian serupa.
1 komentar untuk "Keluarga Sebagai Support Sistem Penyintas Kekerasan"
Kalau tulisan ini bermanfaat untuk kalian, jangan lupa komen dan share ya. terima kasih !